Connect with us

Kasus & Peristiwa

Terlibat Pengeroyokan, Empat Pemuda Diamankan

Published

on

suarajurnal.co,PRABUMULIH– Diduga telah melakukan penganiayaan terhadap korban Edo Pranata (25), empat orang pemuda diamankan jajaran Satreskrim Polsek Prabumulih Barat, Kamis (2/3/2023).

Mereka masing masing, GM (18) warga Kelurahan Karang Raja, dan RK (18), DG (19) serta BS (19) warga Keluran Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Timur.

Berdasarkan kronologis kejadian, saat itu korban Edo bersama rekannya M. Rizky baru selesai makan nasi uduk di depan Puskesmas Prabumulih Barat, Jumat (3/2/2023) sekira pukul 00.30 WIB.

Tiba tiba datang pelaku GM bersama 10 orang temanya menghampiri M Rizky.  Saat itu, GM menuduh jika M Rizky merupakan salah satu orang yang mengeroyoknya (memukuli.red) pada keributan sebelumya.

Tak ingin keributan kembali terjadi, Edo mencoba melerai pertikaian GM dan M Rizky. Namun GM yang sudah tersulut emosi, langsung memukul Edo dan M Rizky.

Melihat keributan itu, 10 rekan GM yang belum diketahui namanya, turut memukuli Edo dan M Rizky berulang kali. Merasa puas, para pelaku kemudian meninggalkan korban.

Usai kejadian, korban Edo mengalami luka dibagian kening sebelah kanan, pelipis dan pipi sebelah kiri, hingga harus di bawa ke Rumah Sakit Fadillah untuk mendapatkan perawatan medis.

Kapolres Prabumulih AKBP Witdiardi SH MH melalui Kapolsek Prabumulih Barat, Iptu A Rafiq mengatakan, kasus penganiayaan tersebut masih dalam tahap penyidikkan lebih lanjut.

“Korban melapor dan kita tindaklanjuti. Saat ini baru 4 tersangka kita amankan. Mereka (pelaku.red) terancam pasal 170 KUHP tentang Tindak Pidana Pengeroyokkan,” pungkasnya. (Red)

Editor: Doko

Daerah

Polisi Selidiki Orang Tua Bayi Laki-laki di Rumah Kosong Dekat Klinik AZ-MURA Lubuklinggau

Published

on

LUBUKLINGGAU, suarajurnal.co – Warga jalan Gedang RT 02, kelurahan Taba Jemekeh, kecamatan Lubuklinggau Timur I, kota Lubuklinggau, provinsi Sumatera Selatan, dikejutkan oleh penemuan seorang bayi laki-laki, pada Senin malam (9/12/2024) sekitar pukul 19.00 WIB. Bayi tersebut ditemukan di sebuah rumah kosong di dekat Klinik AZ-MURA, tergeletak di atas kasur dalam sebuah box bayi.

Kapolres Lubuklinggau, AKBP Bobby Kusumawardhana melalui Kasat Reskrim AKP Hendrawan didampingi Kanit Pidum Ipda Suwarno, membenarkan penemuan tersebut. Hal ini juga tercatat dalam laporan informasi resmi yang diterima pada Selasa (10/12/2024).

Menurut keterangan yang dihimpun, kejadian bermula ketika Dr. Achmadi, seorang dokter yang berada di Klinik AZ-MURA, mendengar suara tangisan bayi. Setelah mencari sumber suara, ia menemukan bayi tersebut dalam box bayi yang diletakkan di rumah kosong di samping klinik. Bayi laki-laki tersebut segera diamankan oleh Dr. Achmadi dan dilaporkan kepada ketua RT setempat sebelum diteruskan ke pihak kepolisian.

“Untuk sementara, bayi ini akan dirawat oleh saya dan istri di rumah kami,” ujar Dr. Achmadi, kepada wartawan.

Saat ini, pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas orang tua bayi tersebut serta motif di balik penelantaran bayi tersebut. Masyarakat yang memiliki informasi terkait diimbau untuk segera melapor ke Polres Lubuklinggau.

Penemuan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan warga setempat, yang turut prihatin dengan nasib bayi tersebut dan memberikan apresiasi atas tindakan cepat Dr. Achmadi dalam menyelamatkan bayi tersebut. (Abs)

Editor: Donni

Continue Reading

Daerah

Tidak Puas dengan Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelekar, Warga Majasari Ancam Gelar Demo

Published

on

PRABUMULIH, suarajurnal.co – Keluhan masyarakat Majasari terkait pekerjaan normalisasi sungai Kelekar terus berlanjut. Hari ini, Minggu (7/12), puluhan masyarakat Majasari berkumpul berembuk untuk melakukan aksi.

Puluhan masyarakat yang merasa tidak puas dengan pekerjaan normasliasi ini meminta agar pihak pelaksana memenuhi janjinya pada saat pekerjaan belum dimulai, pada Sabtu (7/12/2024).

Ketua RW 04 Kelurahan Majasari, Yahanes Auri mengatakan, ada beberapa tuntutan warga yang berkumpul hari ini. “Ada beberapa tuntutan warga hari ini, salah satunya yakni terkait janji pihak PUPR  dan pelaksana pekerjaan yakni soal panjangnya pemasangan talud,” ujar Yohanes.

Sebelum pekerjaan dimulai ada informasi pemasangan talud di Majasari ini sepanjang 150 meter yang terbagi 75 meter kiri dan 75 meter kanan. “Namun, yang dikerjakan hanya sekitar 100 meter, dan itupun tidak terbagi kiri dan kanan, yang kiri ada sepanjang 88 meter dan yang kanan hanya 12 meter,” tambah Yohanes lagi.

Hal ini, menurut Yohanes sudah dilaporkan ke Babinkamtibmas Kelurahan Majasari Aipda Hendri. “Ya sudah kami laporkan ke Babinkamtibmas Aipda Hendri,” tutup Yohanes.

Senada dengan Yohanes, Ketua RW 01 Kelurahan Karang Raja membenarkan apa yang menjadi keluhan dan permintaan masyarakat. “Ditambah lagi talud yang lama sudah dibongkar habis tetapi tidak dipasang lagi talud baru, kalau dari awal tidak ada pekerjaan talud baru kenapa talud lama dibongkar,” tegas Sugianto.

Sementara itu, Anton yang rumahnya berada di dekat sungai Kelekar mengatakan dengan adanya pekerjaan normalisasi ini, rumahnya mengalami retak-retak, “Rumah kami kena imbasnya pak, ada retak di dalam akibat pekerjaan normalisasi ini,” ucap Anton.

Selain Anton, Selamet yang juga hadir dalam pertemuan ini mempertanyakan kenapa talud lama dibongkar, sedangkan tidak ada pembangunan talud baru. “Kalau ada CCO setidaknya ada informasi kepada masyarakat, karena masyarakat yang lebih tau kondisi di sini,” tutur Selamet kepada media ini.

Selanjutnya, menurut keterangan Subagio, yang juga warga sekitar mengatakan, bahwa masyarakat Majasari akan melakukan aksi ke DPRD jika tidak ada respons positif dari pelaksana pekerjaan dan pihak PUPR Kota Prabumulih. “Kita akan lakukan aksi jika tidak ada respons positif dari pihak terkait,” tambah Bagio.

Pekerjaan normalisasi sungai Kelekar yang bertujuan untuk mengatasi banjir dan menjadi harapan besar bagi warga yang berdiam di sekitar aliran sungai, kini menjadi polemik dan berbuah keluhan bagi masyarakat yang berdiam di sepanjang aliran sungai Kelekar.

Sementara itu, Ketua DPK LAKRI  Prabumulih, Fandri Heri Kusuma yang ikut hadir dalam pertemuan warga hari ini, mengatakan akan ikut mengawal aksi warga.

“Setelah mendengar keluhan warga Majasari hari ini, kami akan ikut mengawal aksi mereka. Kami juga akan mempertanyakan apakah benar ada perubahan atau CCO pada pekerjaan ini. Kalau ada apa pertimbangannya, itu yang akan kami pertanyakan,” ujar Fandri.

Fandri juga menegaskan, LAKRI akan terus mengawal jika ada aksi dari masyarakat ke depannya. “Kami akan terus ikuti perkembangannya sampai terpenuhi,” tegas Ketua DPK LAKRI. (*)

Editor: Donni

Continue Reading

Daerah

Tidak Puas dengan Pekerjaan Normalisasi Sungai Kelekar, Warga Majasari Ancam Gelar Demo

Published

on

PRABUMULIH, suarajurnal.co – Keluhan masyarakat Majasari terkait pekerjaan normalisasi sungai Kelekar terus berlanjut. Hari ini, Minggu (7/12), puluhan masyarakat Majasari berkumpul berembuk untuk melakukan aksi.

Puluhan masyarakat yang merasa tidak puas dengan pekerjaan normasliasi ini meminta agar pihak pelaksana memenuhi janjinya pada saat pekerjaan belum dimulai, pada Sabtu (7/12/2024).

Ketua RW 04 Kelurahan Majasari, Yahanes Auri mengatakan, ada beberapa tuntutan warga yang berkumpul hari ini. “Ada beberapa tuntutan warga hari ini, salah satunya yakni terkait janji pihak PUPR  dan pelaksana pekerjaan yakni soal panjangnya pemasangan talud,” ujar Yohanes.

Sebelum pekerjaan dimulai ada informasi pemasangan talud di Majasari ini sepanjang 150 meter yang terbagi 75 meter kiri dan 75 meter kanan. “Namun, yang dikerjakan hanya sekitar 100 meter, dan itupun tidak terbagi kiri dan kanan, yang kiri ada sepanjang 88 meter dan yang kanan hanya 12 meter,” tambah Yohanes lagi.

Hal ini, menurut Yohanes sudah dilaporkan ke Babinkamtibmas Kelurahan Majasari Aipda Hendri. “Ya sudah kami laporkan ke Babinkamtibmas Aipda Hendri,” tutup Yohanes.

Senada dengan Yohanes, Ketua RW 01 Kelurahan Karang Raja membenarkan apa yang menjadi keluhan dan permintaan masyarakat. “Ditambah lagi talud yang lama sudah dibongkar habis tetapi tidak dipasang lagi talud baru, kalau dari awal tidak ada pekerjaan talud baru kenapa talud lama dibongkar,” tegas Sugianto.

Sementara itu, Anton yang rumahnya berada di dekat sungai Kelekar mengatakan dengan adanya pekerjaan normalisasi ini, rumahnya mengalami retak-retak, “Rumah kami kena imbasnya pak, ada retak di dalam akibat pekerjaan normalisasi ini,” ucap Anton.

Selain Anton, Selamet yang juga hadir dalam pertemuan ini mempertanyakan kenapa talud lama dibongkar, sedangkan tidak ada pembangunan talud baru. “Kalau ada CCO setidaknya ada informasi kepada masyarakat, karena masyarakat yang lebih tau kondisi di sini,” tutur Selamet kepada media ini.

Selanjutnya, menurut keterangan Subagio, yang juga warga sekitar mengatakan, bahwa masyarakat Majasari akan melakukan aksi ke DPRD jika tidak ada respons positif dari pelaksana pekerjaan dan pihak PUPR Kota Prabumulih. “Kita akan lakukan aksi jika tidak ada respons positif dari pihak terkait,” tambah Bagio.

Pekerjaan normalisasi sungai Kelekar yang bertujuan untuk mengatasi banjir dan menjadi harapan besar bagi warga yang berdiam di sekitar aliran sungai, kini menjadi polemik dan berbuah keluhan bagi masyarakat yang berdiam di sepanjang aliran sungai Kelekar.

Sementara itu, Ketua DPK LAKRI  Prabumulih, Fandri Heri Kusuma yang ikut hadir dalam pertemuan warga hari ini, mengatakan akan ikut mengawal aksi warga.

“Setelah mendengar keluhan warga Majasari hari ini, kami akan ikut mengawal aksi mereka. Kami juga akan mempertanyakan apakah benar ada perubahan atau CCO pada pekerjaan ini. Kalau ada apa pertimbangannya, itu yang akan kami pertanyakan,” ujar Fandri.

Fandri juga menegaskan, LAKRI akan terus mengawal jika ada aksi dari masyarakat ke depannya. “Kami akan terus ikuti perkembangannya sampai terpenuhi,” tegas Ketua DPK LAKRI. (*)

Editor: Donni

Continue Reading

Populer Sepekan